UINSGD.AC.ID (Kampus I) — Memasuki semester genap tahun akademik 2023/2024 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Kuliah Perdana bertajuk “Peran Dosen dalam Memahami dan Membina Kesehatan Mental Mahasiswa untuk Menciptakan Mahasiswa Unggul” yang berlangsung di Aula FST, Selasa (27/2/2024).
Dengan menghadirkan pembicara utama Aulia Iskandarsyah, M.Psi., M.Sc., Ph.D, Dosen sekaligus Psikolog UNPAD yang dibuka oleh Dekan FST Prof. Dr. Hasniah Aliah, M.Si.
Dalam sambutannya, Dekan FST menyampaikan bahwa momentum perkuliahan perdana ini bisa memberikan motivasi kepada para Dosen dalam melihat dan mengawasi kesehatan mental para mahasiswa didiknya.
“Terlebih dengan hadirnya narasumber luar biasa yang memiliki background psikolog. Saat ini FST sedang melakukan transformasi budaya kerja, dengan berusaha memberikan layanan terbaik kepada civitas akademika dan masyarakat,” tegasnya.
Prof. Hasniah menyampaikan bahwa FST terpilih menjadi salah satu peserta dari Kementrian Agama untuk mengikuti pembangunan Zona integritas. “Dengan terpilihnya FST untuk mengikuti Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas (PMPZI) diharapakan mendapatkan dukungan bersama, supaya bersinergi untuk mensukseskan PMPZI ini,” tuturnya.
Selain itu dilakukan juga beberapa pengenalan program baru melalui layanan Eco-office, Curahan online (Curcol), Pinjaman UKT Tanpa Riba (PUTRI) yang sudah membantu lebih dari 40 mahasiswa yang belum mampu membayar UKT, program terbaru Hear Me turut di kenalkan dalam momen ini.
Kegiatan utama yang dilaksanakan pada kuliah perdana ini adalah seminar mengenai kesehatan mental dimana kita dituntut untuk mempunyai kekuatan psikologis dalam bertahan dan beradaptasi dengan tuntutan dunia saat ini.
Dalam pemaparannya, Aulia Iskandarsyah menyampaikan bahwa mental health menurut WHO “is a state of mental well-being that enables people to cope with the stresses of life, realize their abilities, learn well and work well, and contribute to their community”
“mental yang sehat adalah mereka yang mampu mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, bekerja dengan baik dan mampu berkontribusi bagi lingkungannya atau komunitasnya.”
Pembahasan ini sangat penting mengingat data yang diperoleh dari systematic review memperkirakan 12-46% mahasiswa mengalami masalah kesehatan mental dan ini membutuhkan peranan dosen sebagai pendidik untuk membantu mengatasi ini, walaupun ada ranah tertentu yang memang harus melibatkan profesional.
Data telekonseling yang dilakukan oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) pada tanggal 27 September – 08 Oktober 2022 klien yang paling banyak dilayani adalah mahasiswa yaitu lebih dari 200 mahasiswa dari 696 responden dengan gejala mayoritas yaitu gangguan kecemasan. “Melihat kejadian ini sangat penting peranan dari para dosen dalam menjaga dan menstabilkan kesehatan mental mahasiswa,” jelasnya.
Aulia menunjukan contoh alur penanganan mahasiswa yang terindikasi mengalami gangguan mental atau bermasalah.
“Dari alur tersebut dosen akan mampu mengkategorikan permasalahan ini apakah dapat diselesaikan oleh dosen wali atau dilanjutkan berupa rujukan untuk mendapat penanganan profesional, dengan begitu maka diharapkan mampu menekan gangguan kesehatan mental mahasiswa kedepannya. Dosen juga harus mampu dan mau mendengarkan curhatan mahasiswa sehingga komunikasi dapat terbangun dan mahasiswa merasa ada yang mengayomi dan memperhatikan,” pungkasnya. (Azwar FST/Kontributor).