Halaqah Kitab Turats Maulid Nabi Muhammad SAW

Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma shalli ‘ala Sayyida Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’in

(UINSGD.AC.ID) — Disadur dari kitab Haulal Ihtifal bi Dzikri Maulid Nabiyyi al-Syarif, karya As-Sayyid Muhammad bin ‘Alawy al Maliki al-Husainy

• Karya ini lahir untuk menjawab keraguan kaum muslimin dalam melaksanakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bahkan tidak sedikit muncul tuduhan bagi para pelaksananya sebagai orang yang sesat, bid’ah, bahkan syirik dan memandang acara Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai kemunkaran. Padahal jika kita telusuri dari segi hukum, dasar dalil dan manfaatnya sangat banyak sekali dalam membangun amar ma’ruf nahi munkar.

• Memperingati maulid Nabi Muhammad SAW secara hakikat akan mengenalkan sosok Nabi Muhammad SAW secara utuh dalam Siroh (perjalanan)nya, tugas utamanya, berbagai macam ujian dan cobaan, serta berbagai kejadian yang membuktikan misi kenabiannya. Tanpa adanya maulid nabi tidak mungkin kita mengenal turunnya isi al-Qur’an, Isra Mi’raj, hijrah, berbagai peperangan beliau dan berbagai pengalaman para shahabatnya. Umat Islam secara massif akan lebih mudah mengenal Nabinya, meskipun tanpa membaca kitab-kitab sirohnya yang sangat banyak.

• Jika ada orang bertanya kenapa harus ada acara maulid nabi Muhammad? Pertanyaan ini seolah menanyakan kenapa anda harus berbahagia pada kelahiran nabi? Jawabannya, tentu lahirnya Nabi Muhammad SAW membuat alam semesta ikut berbahagia, karena kedatangannya memberikan rahmat bagi seluruh alam. Sehingga merayakan maulid nabi Muhammad adalah merasakan Bahagia. Sehingga acara maulid nabi harus dilakukan dengan rasa bahagia, gembira, sukacita dan penuh semangat. Dasar perayaan maulid nabi Muhammad SAW adalah dengan rasa cinta, sehingga mereka yang merayakannya merasakan kehadirannya secara suka cita. Itulah sebabnya syair-syair banyak dilantumkan dengan penuh perasaan, dan makanan disajikan demi menyempurnakan kebahagiaannya.

• Jika dilakukan acara maulid, tentu akan terlihat semangat pengakuan umatnya pada nabinya, bisa menyatukan antara yang fakir dan miskin duduk Bersama antara yang kaya dan para ulamanya, yang pasti bisa menyatukan kebahgiaan Bersama didalam hati para pencinta nabi Muhammad SAW

• Berdasarkan ayat al-Qur’an (QS.Ali Imraan; 146) “sungguh Allah telah memberikan anugrah pada orang-orang beriman seorang rasul yang diutus dari jenis mereka” , anugrah Allah tersebut harus diterima dengan rasa Syukur secara berjamaah sebagai umatnya.

• Dengan demikian, siapa yang mengajarkan tentang memperingati maulid nabi itu? Sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri sangat respek tentang hari kelahirannya, dari hadits Soheh Muslim bab “Shaum” hadits dari Abu Qatadah, Ketika Rasulullah SAW ditanya saat berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab: “pada hari ini aku dilahirkan dan pada hari ini pula aku diturunkan di bumi”.

• Berbagai ayat al-Qur’an berkali-kali selalu menyebutkan bahwa kedatangan Nabi Muhammad di muka bumi ini membawa rahmat, sehingga seluruh makhluk harus menyambutnya secara bahagia, sebagaimana isyarat dari QS.al-Anbiya; 107 “wa ma arsalnaaka illa rahmatan lil’aalamin, Ketika mengingat Rasulullah SAW hendaknya selalu bahagia, kapan dan dimanapun, terlebih pada hari dn bulan yang sudah kita kenali dimana beliau dilahirkan.

• Jika orang-orang Yahudi saja setiap hari ‘asyura mereka berpuasa dalam rangka syukur dan kebahagiaan atas kemenangan nabi Musa AS, mengapa kita tidak bahagia dengan kedatangan dan kemenangan Islam yang dibawakan oleh nabi Muhammad SAW,
• Merayakan maulid nabi Muhammad SAW adalah memenuhi isyarat QS.al-Ahzab: 21 dan 56; “sungguh telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu..,” “sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk nabi, wahai orang-orang beriman bershalawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. Memperingati maulid nabi Muhammad SAW adalah bagian dari tugas kita selaku umatnya, untuk melaksanakan perintah tersebut, karena di dalam perayaannya selalu ada bacaan shalawat, pujian dan sanjungan serta penghormatan dan keteladanan padanya.

• Pengenalan sifat-sifat mulia beliau, kemukjizatan, kesabaran dan kesejukan dalam membina umatnya, memberikan inspirasi bagi siapapun termasuk para ulama-ulama di akhir zaman

• Peringatan maulid nabi Muhammad SAW memberikan hikmah yang besar akan kejayaan dan keagungan Islam. Bahwa agama ini hidup dan banyak yang menghidupkannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman, “barang siapa orang yang menghidupkan syi’ar agama Allah, maka (tercatat) ketakwaan dalam hatinya”

• Hukum dalam melaksanakan acara maulid Nabi Muhammad SAW dipandang sebagai suatu kebaikan, sebagaimana hadits Riwayat Ahmad, dari Ibn Mas’ud: “segala sesuatu yang dipandang baik oleh orang-orang Islam, maka Allah memandangnya baik, sebaliknya jika dipandang jelek begitupula Allah akan memandangnya jelek”

• Sejarah kerasulan akan memantapkan keyakinan kita dalam melangkah membawakan misi agama QS.Hud; 120 “seluruh kisah-kisah para nabi dan rasul yang kami ceritakan padamu, akan meneguhkan pendirianmu”

Demikian mudah-mudahan bisa memberikan manfaat bagi orang yang ingin mencintai dan menjadi umat Nabi Muhammad SAW.

Penyadur
Prof. Dr. H. Ajid Thohir, MA, CIHCS

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *