Dr Dedi: “Delapan Strategi Pelayanan yang Paling Baik”

(UINSGD.AC.ID) Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung Dr H Dedi Supriadi, M.Hum tak henti melakukan adaptasi, evaluasi, dan menggali berbagai problematika kampus. Ia terus menata pelayanan secara prima, melalui pembinaan sumber daya manusia (SDM), memaksimalkan  sarana prasarana, menata manajemen, mengefisiensikan pendanaan, dan sistem informasi. 

“Memanusiakan manusia” senantiasa dijadikan idealisme bagi Fakultas Adab dan Humaniora. Bahkan istilah ini dimaknai sebagai jargon, tagline, atau moto, sebagai nafas dari seluruh proses pendidikan di Fakultas Adab dan Humaniora.

“Sebagai pelayan masyarakat (khodimu ummah), kita harus terus meningkatkan kualitas pelayanan, melalui modernisasi manajemen pelayanan administrasi yang prima, melakukan penataan, dan meningkatkan profesionalisasi yang efektif dan efisien,” ujar Dr Dedi, saat menjadi Pembina Ucapara Senin Pagi (14/03/2022).   

Dalam tausiahnya di hadapan para ketua/sekretaris jurusan, koordinator/subkoordinator, dan para tenaga kependidikan, Dr Dedi mengurai delapan kunci sikap pelayanan yang paling baik (Billy Taufan Tenardhi, “Sales Hunter dan The 8 Continuums of Sales Management Process”).

Pertama, senyum, salam, dan sapa (3S) harus menjadi awal komunikasi yang benar dalam pelayanan. Pelayanan dimulai dengan komunikasi yang sehat dengan memberikan senyum, diikuti salam “selamat pagi, siang, atau malam”, lalu diperkuat dengan jabat tangan dan saling bertegur sapa.

Kedua, utamakan kualitas sebelum kuantitas. Skala prioritas dalam melayani mengacu kepada kualitas terlebih dahulu, kemudian kuantitas. Cara berpikir dan bertindak kualitas menjadi cikal-bakal kesuksesan. Ketiga, perhatian detail pada semua bagian. Pekerjaan mendetail memerlukan sebuah perhatian besar, ketekunan, dan ekstrakonsistensi, sebagai akar kesuksesan pelayanan berkelanjutan.

Keempat, melakukan pelayanan terbaik setiap hari. Kita akan merasa bahagia ketika semua orang yang dilayaninya merasa senang dan puas. “Pelayanan terbaik itu yang terus-menerus melayani tanpa henti dan memuaskan orang lain. Karena pelayanan itu bagian dari ibadah kita sehari-hari,” katanya.

Kelima, selalu melatih diri agar kita semakin tampil berbeda dari waktu ke waktu, dan membuat orang lain merasakan perbedaan yang lebih baik dalam menikmati pelayanan yang diberikan. Keenam, aspek keamanan dan keselamatan orang lain adalah bagian yang sangat penting dari pelayanan. Ketujuh, penampilan harus rapi, bersih, segar, dan bertutur sopan santun; sehingga memberikan kenyamanan dan suasana senang dengan kehadiran kita.

Kedelapan, kita harus menunjukkan sikap kerja sama, artinya peduli melayani dua pihak, ya tamu ya rekan kerja. Maka, persepsi positif dari sebuah kerja sama yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula.

Mengakhiri tausiahnya, Dr Dedi mengutip al-Quran surat at-Taubah ayat 105, “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

“Jadi, semua pekerjaan kita adalah ibadah, yang takkan luput dari penglihatan Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya. Segala amal perbuatan di dunia akan dikembalikan ke akhirat. Bekerjalah sebaik-baiknya! Kita akan menadapat pahala atas apa yang sudah diperbuat selama hidup,” jelasnya.[nanang sungkawa]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *