Perjalanan panjang manusia untuk mencari, menemukan dan memikirkan Tuhan telah memposisikan manusia pada derajat yang lebih tinggi dari makhluk lain. Karena kelebihan akal budinya, manusia mampu menemukan “sumber cahaya” kehidupan dirinya untuk kemudian menyandarkan segala hidupnya secara total pada sumber itu yang dianggap mampu memberikan perlindungan dan keselamatan bagi dirinya.
Pada tataran teologis, agama menawarkan nilai-nilai luhur yang berpihak pada manusia dan kemanusiaan, seperti persoalan keadilan, moralitas, perdamaian dan keselamatan. Bahkan salah satu fungsi terpenting agama menurut Quraish Shihab adalah menciptakan rasa aman sejahtera bagi pemeluknya, sehingga terlihat adanya keterkaitan antara “iman” dengan aman, rasa aman itu sendiri diperoleh karena adanya kesesuaian antara sikap manusia dengan petunjuk Tuhan.
Hal ini kerap terjadi ketika manusia dihadapkan pada kebenaran lain (agama) di luar kebenaran yang diyakininya. Ketidakselarasan antara hal yang bersifat “teori dan praktek” pengamalan agama ini sering membawa pada pertanyaan klasik tentang hubungan kebenaran agama yang absolut dengan realitas pluralisme agama.
Ketidakmengertian manusia beragama terhadap realitas pluralisme agama merupakan hal yang sangat mnusiawi dan wajar. Sebab memang manusia tidak akan mampu memeluk nurhikmah, cahaya kebijaksanaan, Tuhan menurunkan baragam agama ke dunia. Hanya sedikit sekali dari umat manusia yang bisa menangkat nurhikmah Tuhan ini.
Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Pluralisme di Indonesia
WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter
Artikel Populer
-
-
5 Februari 2020 Dekan, Kolom Pimpinan
-
18 Desember 2019 Dekan, Kolom Pimpinan
Inspiratif
Pojok Rektor
Berita Utama
-
Tebar Cinta Kasih, Kuatkan Bangunan Kemanusiaan
25 Desember 2024 -
Bentuk PUSPENMA, PTKIN Optimis Tata Kelola Beasiswa Semakin Baik
24 Desember 2024 -
24 Desember 2024
-
23 Desember 2024
-
UIN Bandung Masuk 15 PTN Bereputasi Versi Scimago 2024
22 Desember 2024 -
Hari Ibu: Menag Harap Kaum Perempuan Makin Berdaya
22 Desember 2024