8 Tips Mencegah KDRT dalam Perspektif Islam

Ilustrasi KDRT dalam pandangan islam, foto: Getty Images/iStockphoto/Juanmonino

UINSGD.AC.ID (Humas) — Beberapa hari lalu publik dihebohkan dengan kasus KDRT Selegram lewat video yang diunggahnya. Selama pernihahan 5 tahun dia kerap mengalami KDRT dari suaminya, bahkan anak mereka yang balita trauma bila bertemu dengan laki-laki dewasa. Berbagai respon sampai hujatan bermunculan dari netizen seluruh Indonesia.

KDRT merupakan salah satu masalah sosial yang meresahkan dan menghancurkan fondasi keluarga. Islam, sebagai agama yang menjunjung tinggi keadilan, kasih sayang, dan perdamaian, memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana hubungan suami istri dan anggota keluarga lainnya seharusnya dipelihara.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi berbagai tips untuk menghindari KDRT dari perspektif Islam, serta bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih.

Tips ke-1. Memahami Konsep Peran dan Tanggung Jawab dalam Islam

Islam menekankan pentingnya memahami peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Suami dan istri memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi. Kesalingan antara keduanya ini diantaranya saling menghormati, saling memuliakan, saling membantu, saling mengingatkan juga saling pengertian.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Kaum laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan (istri), oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki/suami) atas sebahagian yang lain (perempuan/istri), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)

Ayat ini sering disalahartikan sebagai legitimasi bagi laki-laki untuk mendominasi wanita, namun sejatinya ayat ini menekankan tanggung jawab suami sebagai pemimpin keluarga yang harus memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri dan anak-anaknya. Peran sebagai pemimpin ini bukan berarti memiliki kekuasaan absolut untuk melakukan kekerasan, melainkan menuntut adanya rasa tanggung jawab yang besar untuk melindungi, mendidik, dan mengayomi.

Sebagai kepala keluarga, suami juga diingatkan untuk berlaku adil dan memperlakukan istri dengan baik. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Ini menunjukkan bahwa keutamaan seorang laki-laki diukur dari bagaimana ia memperlakukan keluarganya dengan kasih sayang, bukan dengan kekerasan atau intimidasi.

Tips 2. Menjaga Komunikasi yang Baik dalam Keluarga

Komunikasi yang baik adalah kunci untuk mencegah konflik yang dapat berkembang menjadi kekerasan. Islam mengajarkan pentingnya musyawarah dalam keluarga, di mana suami istri berdiskusi untuk mencapai kesepakatan bersama. Allah SWT berfirman:

“Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…” (QS. Asy-Syura: 38)

Musyawarah bukan hanya menjadi metode untuk mengambil keputusan, tetapi juga sebagai cara untuk mendengarkan pendapat dan perasaan pasangan. Dengan komunikasi yang terbuka, masalah-masalah kecil dapat segera diselesaikan sebelum menjadi besar dan berpotensi menimbulkan kekerasan.

Tips 3. Mempraktikkan Kesabaran dan Pengendalian Diri

Kesabaran adalah salah satu nilai inti dalam Islam yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Allah SWT memuji orang-orang yang bersabar dan menjanjikan pahala yang besar bagi mereka:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Dalam konteks rumah tangga, kesabaran dapat diaplikasikan dengan menahan diri dari amarah dan kekerasan saat menghadapi masalah atau perselisihan. Rasulullah SAW menekankan pentingnya pengendalian diri dalam sabdanya:

“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang kuat adalah yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan mengendalikan amarah dan tidak mudah terprovokasi, seseorang dapat mencegah terjadinya KDRT dan menciptakan suasana rumah tangga yang damai.

Tips 4. Memahami dan Menghargai Hak-Hak Istri

Dalam Islam, istri memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suaminya. Hak-hak ini meliputi nafkah, kasih sayang, perlindungan, dan perlakuan yang adil. Allah SWT berfirman:

“Dan gaulilah mereka (istri-istri) dengan cara yang baik…” (QS. An-Nisa: 19)

Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik ini mencakup segala aspek kehidupan, baik fisik maupun emosional. KDRT jelas bertentangan dengan perintah ini karena merusak hubungan suami istri dan menyalahi hak istri untuk diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan hormat.

Tips 5. Menghidupkan Sunnah Nabi dalam Kehidupan Sehari-hari

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Beliau adalah suami yang penuh kasih sayang, perhatian, dan penghormatan kepada istri-istrinya. Salah satu contoh yang patut diteladani adalah bagaimana Nabi Muhammad SAW memperlakukan istrinya dengan lembut dan penuh cinta. Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW tidak pernah memukul istrinya, dan selalu menunjukkan sikap lembut dalam setiap keadaan.

Dengan menghidupkan sunnah Nabi dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbuat baik kepada istri, bersikap sabar, dan saling menghormati, suami dan istri dapat membangun keluarga yang jauh dari KDRT dan dipenuhi dengan rahmat serta berkah.

Tips 6. Pendidikan dan Pengarahan tentang Bahaya KDRT

Pendidikan dan kesadaran tentang bahaya KDRT sangat penting untuk mencegahnya. Dalam Islam, setiap individu diharuskan untuk menuntut ilmu dan memahami apa yang diperbolehkan dan dilarang oleh agama. Dengan pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban dalam rumah tangga, serta kesadaran akan dampak negatif KDRT, baik suami maupun istri dapat lebih waspada dan mencegah terjadinya kekerasan.

Selain itu, komunitas Muslim juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada anggotanya mengenai pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga dan menghindari segala bentuk kekerasan. Ini dapat dilakukan melalui ceramah, kajian, dan diskusi yang membahas tentang pentingnya hidup rukun dalam keluarga sesuai dengan ajaran Islam.

Tips 7. Menjaga Kedekatan Spiritual dengan Allah SWT

Kedekatan spiritual dengan Allah SWT adalah faktor penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Dengan memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir, seseorang akan lebih mudah untuk mengendalikan emosi dan menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang, termasuk KDRT.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barangsiapa yang mendirikan shalat malam, maka akan dihindarkan dari kekerasan, kezaliman, dan segala keburukan.” (HR. Ahmad)

Dengan memperbanyak ibadah, hati akan menjadi lebih tenang, dan pikiran akan lebih jernih, sehingga mampu menghadapi setiap permasalahan rumah tangga dengan bijaksana.

Tips 8. Mengambil Langkah Nyata Jika Terjadi Kekerasan

Jika KDRT telah terjadi, Islam memberikan jalan keluar yang jelas. Seorang istri yang mengalami kekerasan memiliki hak untuk meminta perlindungan dan, jika perlu, meminta perceraian. Dalam situasi yang darurat, tindakan hukum juga dapat diambil untuk melindungi korban.
.

Islam tidak pernah membenarkan kekerasan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, jika kekerasan terjadi, langkah pertama adalah mencari bantuan, baik dari keluarga, ulama, atau pihak berwenang. Hal ini penting untuk menghentikan siklus kekerasan dan melindungi semua pihak yang terlibat.

Indonesia sebagai negara hukum sudah mengatur Penghapusan KDRT ini dalam Undang Undang No 23 tahun 2004 juga Peraturan Pemerintah no 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Kemudian terdapat berbagai Lembaga Layanan Pemerintah seperti UPTD PPA di Tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten yang bisa menjadi Lembaga untuk melaporkan dan menangani KDRT yang terjadi. Selain itu juga terdapat Lembaga Layanan yang berbasis Masyarakat yang menangani KDRT yang bisa diakses

Kesimpulan

Mencegah KDRT dalam perspektif Islam bukan hanya tentang menghindari perbuatan kekerasan secara fisik, psikis, ekonomi dan seksual, tetapi juga mencakup upaya untuk membangun dan memelihara hubungan yang didasarkan pada mubadalah (kesalingan) dalam kasih sayang, keadilan, dan menghormati. Dengan memahami peran dan tanggung jawab dalam keluarga, menjaga komunikasi yang baik, mempraktikkan kesabaran, serta mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, setiap keluarga Muslim dapat terhindar dari KDRT dan hidup dalam keharmonisan yang penuh berkah.

Penting bagi setiap Muslim untuk selalu menjaga kedekatan dengan Allah SWT, memperbanyak ibadah, dan selalu meminta petunjuk-Nya dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Dengan begitu, insyaAllah, keluarga akan menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh cinta, sesuai dengan tuntunan Islam.

Neng Hannah, Sekretaris Prodi Magister Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Pegiat Perempuan dan Kader PW Fatayat Jawa Barat

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *