(UINSGD.AC.ID)-Bulan Dzulhijjah 1444 H. sebagai penanda bulan terakhir berganti dengan Muharram sebagai awal bulan tahun hijriah 1445H,. Pergantian tahun ini tidak boleh dimaknai sebagai pergantian waktu seperti biasanya. Momentum Pergantian tahun baru memiliki makna dan hikmah mendalam, jika dimaksimalkan akan membuahkan kesuksesan dan keberkahan dalam hidup.
Bergantinya tahun ini mestinya dijadikan sebagai waktu untuk melakukan muhasabah, evaluasi, introspeksi, terhadap perjalanan hidup selama ini agar ke depan lebih baik lagi. Jangan sampai dengan terus berjalannya waktu, kita tidak mampu mengambil ibrah, hikmah, dan pengalaman. Dengan merenungkan masa lalu, kita bisa meninggalkan hal-hal yang negatif dan mengambil sisi-sisi positif sebagai bekal menghadapi masa depan.
Kita harus optimis bisa melakukan perubahan lebih baik di masa yang akan datang dengan terus melakukan ikhtiar-ikhtiar terbaik. Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an:“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). …” (QS.Al-Hasyr[59]: 18).
Dalam mengarungi kehidupan melalui ikhtiar ini, kita juga harus menyadari bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kita diperintahkan untuk melakukan ikhtiar dan setelah itu kita diingatkan untuk bertawakal, berserah diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan: Artinya, “Sesungguhnya Allah memiliki pengeta-huan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”.(QS.Luqman [31]: 34). Dari ma
kna yang lebih dalam Ayat ini menunjukkan kekuasaan Allah atas masa depan dan ketidaktahuan kita tentang apa yang akan terjadi esok. Dalam satu ayat ini Allah menunjukkan lima kekuasaannya sekaligus tentang masa depan:
Pertama, Allahlah yang tahu kapan kiamat akan terjadi. Tidak ada satu pun manusia yang tahu kapan kiamat datang. Namun begitu, Allah memberikan isyarat-isyarat atau tanda kedatangan kiamat. Di antara tanda-tanda kedatangan kiamat adalah keluarnya binatang melata. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Alquran, yang artinya: “Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (QS.An-Naml[27]:82).
Kedua, Allahlah yang mengetahui kapan hujan akan turun untuk menghidupkan bumi ini dan memberi rezeki kepada manusia untuk bekal kehidupan di dunia. Rahasia Penciptaan Hujan Menurut Alquran dan Sains; Alquran mengungkap banyak fakta dalam kehidupan, termasuk fakta tentang turunnya air hujan. Dalam Alquran, Allah SWT menyebut hujan yang turun ke bumi sebagai rahmat yang diperlukan seluruh makhluk. “Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS Asy-Syuura: 28).
Secara Sains, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah tersebut sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Dengan demikian, dikatakan bahwa hujan secara terus-menerus beredar dalam sebuah siklus seimbang menurut ‘ukuran’ tertentu.
Ketiga, Allahlah yang maha tahu apa yang ada dalam kandungan seorang ibu. Walaupun saat ini sudah ditemukan alat-alat canggih untuk melihat kondisi bayi dalam rahim seorang ibu, seperti USG dan sebagainya, namun pada hakikatnya semua masih dalam fase prediksi. Allahlah yang maha tahu apa yang ada dalam kandungan seorang ibu. Walaupun saat ini sudah ditemukan alat-alat canggih untuk melihat kondisi bayi dalam rahim seorang ibu, pada hakikatnya semua masih dalam fase prediksi.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur’an bahwa Al Qur’an itu tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib…..”(QS.Al Baqarah[2]:2-3). Allah berikan akal supaya manusia berfikir bagaimana proses dan untuk apa mereka diciptakan (Kamal 2016).
Keempat, Allahlah yang tahu nasib kita di masa yang akan datang. Kita hanya berusaha dengan cara yang terbaik, namun Allah lah yang akan menentukan hasilnya. Segala ketentuan yang terjadi di dunia ini merupakan rencana Allah Swt. Tidak ada yang bisa mengubahnya, kecuali hanya Dia. Allah Swt berfirman: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha tinggi, yang menciptakan (semua mahluk) dan menyempurna-kannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkan(nya)” (QS. Al-A’la 1-3). Singkatnya, qada adalah ketetapan atau takdir yang telah dituliskan sebelum manusia diciptakan, sementara qadar adalah realisasi dari ketetapan tersebut. Keduanya harus diimani oleh umat Islam sebagai bentuk kecintaan kepada Allah Swt.
Kelima, Allahlah yang tahu kapan seseorang akan mati. Tidak ada manusia yang bisa merencanakan umurnya, meninggal dunia di mana, dan di mana dia akan dikuburkan. Namun kematian merupakan keniscayaan yang akan dihadapi oleh semua makhluk yang bernyawa. Artinya, “Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan.” (QS: Al-A’raf: 34).
Untuk mengakhiri tulisan mari kita renungi pesan Rasulullah saw: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).”(HR Al-Hakim).
A. Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidkan, Motivator Pendidikan Indonesia