5 Alasan Penganugrahan Gelar Doktor Honoris Causa H. Syafruddin

(UINSGD.AC.ID) UIN Sunan Gunung Djati Bandung memberikan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) bidang Ilmu Politik Hukum Hubungan Internasional Islam kepada Komjen Pol. (Purn) Dr. (HC). H. Syafruddin, M.Si pada Sidang Senat Terbuka yang berlangsung di gedung Anwar Musaddad dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube, Kamis (15/10/2020).

Rektor mengucapkan terima kasih kepada bapak Komisaris Jenderal Purnawirawan Syafruddin  yang berkenan menerima penganugerahan gelar honoris causa dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung terdapat banyak alasan, kenapa kami menganugerahkan gelar kehormatan ini kepada Komjen Syafruddin di antaranya:

Pertama, Dalam banyak hal, Komjen Syafruddin telah berdedikasi bagi bangsa dan negara ini. Berbagai jabatan yang pernah diembannya selalu berhubungan dengan pembangunan bangsa Indonesia, mulai kiprahnya di kepolisian, sebagai menteri kabinet kerja Presiden Joko Widodo, dan menjalankan organisaisi kemasyarakatan. Termasuk penyelesaian konflik di beberapa kawasan di Indonesia, Komjen Syafruddin terjun langsung bersama Bapak M. Jusuf Kalla, seperti dalam penyelesaian kasus Poso, Ambon, dan Aceh.

Kedua, Dari sisi pemikiran dan gagasan, Komjen Syafruddin memiliki kesinambungan dengan visi, misi, dan tagline UIN Sunan Gunung Djati Bandung Wahyu Memandu Ilmu yang mengambil jalur moderat dalam mengambil paradigma pengetahuan. UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggabungkan paradigma teosentris dan antroposentris dalam pengembangan pengetahuan, sejalan juga dengan gagasan Komjen Syafruddin yang tidak sepakat dengan hanya mengedepankan paradigma antroposentris dalam teori dan praktik hubungan internasional.

Ketiga, Dari segi keagamaan dan beragama, gagasan Komjen Syafruddin gayung bersambut dengan program terstruktur UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang mengembangkan moderasi beragama. bukan  sekadar moderasi berislam, melainkan moderasi beragama, sehingga semua agama sama-sama mengembangkan pemahaman moderat dalam sikap keagamaannya. Sejak tahun 2019 lalu, diresmikan oleh Bapak Menteri Agama, kami telah memiliki rumah moderasi beragama, tempat dimana sarjana-sarjana lulusan kami dibekali pengetahuan keislaman yang mendalam dan sikap keberagamaan yang moderat.

Keempat, Kiprah dalam konteks kemasyarakatan tingkat nasional beliau diamanahi sebagai Wakil Ketua Umum dan sekaligus Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia, sehingga motto beliau memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid. Masjid bagi UIN Sunan Gunung Djati Bandung bukan hanya sebagai tempat ibadah, ritual, tapi sebagai pusat gerakan ekonomi, keilmuan dan peradaban.

Kelima, Kiprah  diplomasi di dunia internasional, Komjen Syafruddin memiliki andil besar dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di banyak kawasan negara-negara muslim. Selain itu, di organisasi internasional Islam, Komjen Syafruddin memiliki peran dan kiprah besar sehingga beliau diamanahi oleh Liga Dunia Islam untuk memimpin pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan peradaban islam. Hal ini pun sejalan dengan visi besar kami untuk berkontribusi dalam kajian sejarah dan peradaban Islam dunia. Tadi sebelum acara ini, di kampus dua UIN Sunan Gunung Djati Bandung, telah dimulai pembangunan Gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam. Setelah semua pencapaian akademik, dimana kami secara institusi terakreditasi A, perpustakaan kami juga terakreditasi A, pada tahun ini, di lingkungan PTKIN se-Indonesia menjadi yang terbaik versi webometrics. bahkan yang juga sangat kami banggakan, versi scimago institutions rangking, menjadi universitas peringkat kesatu secara nasional dan ke 53 di Asia pada tahun 2020 di bidang riset. Pengakuan akademik dari lembaga internasional dan pencapaian prestasi ini tentu harus dijaga, ditingkatkan dan diperluas lagi.

Pusat riset sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam akan menambah dan memperluas kontribusi UIN Sunan Gunung Djati Bandung bagi umat islam di Jawa Barat, Indonesia dan dunia. Salah satu putra terbaik bangsa di bidang hubungan internasional, Komjen Syafruddin, diyakini akan semakin memantapkan kiprahnya secara personal baik di level nasional maupun internasional, juga kami akan semakin meluaskan peran tridharma perguruan tinggi. 

Berdasarkan sejumlah alasan tersebut, kami dan civitas akademika melalui rapat senat bersepakat untuk menganugerahkan gelar doctor kehormatan kepada Komjen Syafruddin atas kiprahnya, baik dalam taran praktik secara langsung maupun akademik dalam aktivitas hubungan internasional Islam.

Dalam catatan sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung sudah lima kali memberikan Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) kepada tokoh yang berjasa atas prestasinya. Pertama, Dr. KH. M. Shalahuddin Sanusi, Drs., mantan Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung periode 1973-1977. Kedua, Prof. Dr. (HC) KH. Acep Djazuli, Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ketiga, Dr. (HC) A. Helmy Faishal Zaini, S.T., M.Si.,, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) periode 2009 – 2014. Keempat, Dr. (HC) Ahmad Heryawan, Lc., M.Si., Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018. Kelima, Komjen Pol. (Purn) Dr. (HC). H. Syafruddin, M.Si.()

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *