4 Dosen UIN SGD Raih The Best Paper and Presenter dalam Konferensi Internasional

EMPAT dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, meraih The Best Paper and Presenter dalam International Conference on Business Management, Economics and Social science (BMESS) IBSSH di Ploenchit Sukhumvit, Bangkok, Thailand.

Kasubag Humas UIN SUGD Bandung, Drs. H. Rohman Setiaman menjelaskan, keempat dosen itu merupakan Ketua Program Studi yang telah terakrediasi A (BAN-PT) dan dikirimkan oleh Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, serta difasilitasi oleh Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Dr. H. Dindin Jamaluddin, M.Ag. untuk menimba lebih banyak ilmu dan pengalaman di luar negeri.

Menurut Rohman, keempat dosen itu Deni Kamaludin Yusup (Fakultas Syariah dan Hukum), Aang Ridwan (Fakultas Dakwah dan Komunikasi) Undang Burhanudin dan Aep Sapurrohman (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan).

“Selain mengikuti konferensi internasional, selama berada di Bangkok, Thailand, keempatnya berkunjung ke Chulalongkorn University untuk bertukar pengalaman dengan sejumlah dosen dan mahasiswa pada Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Komunikasi,” terang Rohman di Kampus I, Jalan A.H. Nasution Cibiru, Kota Bandung, Senin (2/9/2019).

Salah satu makalah yang disajikan dalam konferensi internasional tersebut, yakni “Economic and Business Learning Strategies Through Public Communication Method in Islamic Higher Education Institution: UIN Sunan Gunung Djati Bandung Experience” oleh Deni K. Yusup.
Menurut Rohman, Deni memaparkan bahwa perubahan status kelembagaan dari IAIN menjadi UIN sejak tahun 2005 hingga sekarang, UIN SGD Bandung memiliki paradigma baru dalam pengembangan keilmuan, yaitu “Wahyu Memandu Ilmu”.

Spirit baru
Sementara Deni menambahkan, paradigma tersebut menjadi spirit baru untuk mengitegrasikan berbagai disiplin ilmu yang dikembangkan pada berbagai fakultas, jurusan, dan program studi, menegasikan dikotomi ilmu agama (religious studies) dan sains (science) ke dalam sistem kurikulum, proses pembelajaran, dan riset ilmiah melalui berbagai pendekatan, baik interdisipliner maupun disipliner.

“Perubahan mendasar terjadi dalam tiga aspek, yaitu perubahan nomenklatur fakultas/prodi, sistem kurikulum dan pembelajaran, serta sebutan gelar akademik lulusan,” tegas Deni.

Atmosfir akademik, lanjutnya, dibangun bukan hanya mengembangan berbagai disiplin ilmu agama dalam konteks moderasi Islam yang toleran, tetapi juga mengembangkan sains dan teknologi. Ia meyakini, untuk membangun arah baru peradaban Islam post-modern, salah satunya ada pada tanggung jawab setiap pelaku akademik (dosen dan mahasiswa) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).

Dikatakannya, dalam konteks itulah, UIN hadir mewakili upaya yang ditempuh oleh kalangan terpelajar dan sarjana muslim di Indonesia untuk meretas jalan baru di tengah-tengah arus globalisasi dan millennium dalam menampilkan wajah pendidikan tinggi Islam yang maju, intelek, moderat, dan toleran.

“Kunci utama mencapai itu, UIN SGD Bandung tampil sebagai representasi PTKIN untuk berkontribusi memajukan bangsa dan peradaban dunia melalui pengembangan moderasi Islam dalam lingkup studi Islam (Islamic studies) serta sains dan teknologi (Science and Technology) secara integratif-holistik,” tuturnya.

Komunikasi publik
Deni mencontohkan, pembelajaran ekonomi dan bisnis Islam selama ini terlalu terfokus pada metode ceramah dan tanya jawab, sehingga proses pembelajaran menjadi monoton, jenuh, dan capaian pembelajaran menjadi kurang baik.

“Dalam konteks inilah, inovasi pembelajaran diperlukan oleh setiap dosen terhadap mahasiswa. Salah satunya adalah menggunakan metode komunikasi publik (public communication method),” ujarnya.

Metode ini, imbuhnya, umumnya sangat familiar digunakan oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, namun kini dosen dan mahasiswa Ekonomi dan Bisnis juga sudah menggunakan metode tersebut, baik dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun simulasi di laboratium dan praktik profesi lapangan.

Hasilnya, ungkap Deni, 72 % dari 820 mahasiswa Manajemen Keuangan Syariah (MKS), pembelajarannya menjadi lebih baik, kualitas lulusan menjadi terampil dan siap pakai, serta didukung dengan kepribadian yang baik (akhlak al-karimah).

“Itulah sekelumit catatan pinggir yang telah mengantarkan mereka terpilih menjadi The Best Paper and Presenter dalam konferensi internasional di Bangkok, Thailand baru-baru ini,” pungkasnya.

Sumber, Galamedia News 2 September 2019

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter