37% Peserta Sidang Munaqosah FSH Raih Nilai Cum Laude

[www.uinsgd.ac.id] Sebanyak 25 mahasiswa (37%) dari 67 peserta sidang Munaqosah, yang digelar Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN SGD Bandung, dinyatakan lulus dengan kualifikasi cum laude, nilai IPK tertinggi 3,90 diraih oleh Fahadil Amin Al Hasan dari Jurusan Muamalah.

Banyaknya yang meraih nilai cum laude diakui oleh beberapa penguji, bahkan menyatakan kepuasannya pada saat mereka menyidang, karena sebagian besar hasil penelitian skripsinya berkualitas juga pemaparannya logis dan cerdas.  “Atas nama pimpinan FSH, saya ucapkan selamat kepada peserta sidang Munaqosah terutama yang meraih nilai IPK cum laude,” kata Wakil Dekan I FSH UIN SGD Bandung Dr HA Hasan Ridwan, dalam penutupan prosesi sidang Munaqosah di Auditorium FSH Jl AH Nasution No 105, Bandung, Rabu (25/06). Munaqosah kali ini diikuti oleh mahasiswa dari Jurusan Ilmu Hukum, Ahwal Syakhsiyah, Muamalah, Manajemen Keuangan Syariah, dan Hukum Pidana Islam.

Ia berharap sarjana lulusan FSH menjadi generasi golden (emas) yang bisa membawa perubahan di masyarakat ke arah yang lebih baik. “Tidak sekadar output, tetapi juga outcome artinya mereka dipakai oleh para stakeholder. Hadir dimanapun, para sarjana FSH harus punya getaran kebaikan sehingga mampu mewarnai kehidupan masyarakat. Dan faktanya, para sarjana lulusan FSH UIN SGD rata-rata sukses,” ujar Dr Hasan, didampingi Kasubag Akademik Edy Fuady.

Dalam konteks bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, lanjut Dr Hasan, pengetahuan yang diraih selama kuliah seyogianya digunakan untuk beramal shalih. Juga dijadikan sebagai modal dasar mencari penghidupan yang layak demi meraih masa depan yang lebih baik. Ia mengutip firman Allah SWT dalam Qur’an surat al ‘Araf ayat 10, “Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan, amat sedikitlah kamu bersyukur.”

Komisaris BPRS Baiturridho ini berpesan kepada para lulusan FSH agar mampu menjaga  almamater, menjadi contoh yang baik bagi orang lain, sekaligus menjadi benteng moral di masyarakat. “Terutama kemampuan hafiz Qur’an, meski hanya hafal satu juz, akan menjadi brand di manapun berada, termasuk di tempat kerja, bahkan akan menjadi pembeda dari sarjana-sarjana keluaran perguruan tinggi lain,” jelasnya.[NWA]  

[removed][removed]
[removed][removed]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter