3 Rumus Bangun Optimisme Generasi Muda ala Dr. Arvan Pradiansyah

(UINSGD.AC.ID)-Untuk membangun sikap optimis pada diri masing-masing harus dimulai dari membangun percaya diri yang dikaitkan dengan kepercayaan pada Tuhan. Pernyataan itu disampaikan oleh Dr. Arvan Pradiansyah saat memberikan motivasi dalam Seminar Indonesia Emas bertajuk Membangun Optimisme Individu, Masyarakat dan Bangsa dalam Menyongsong Cita-cita Indonesia Emas tahun 2045 yang digelar secara hybrid, offline di Gedung Anwar Musaddad dan online melalui Zoom Meeting, Youtube, Selasa (21/06/2022).

Menurutnya, rumus optimisme itu hasil gabungan dari confidence and hope yakni percaya diri dan percaya tuhan. Selain harus memiliki kepercayaan diri dan optimisme kita juga harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan. Karena jika tidak dibarengi oleh kepercayaan kepada Tuhan maka kesuksesan tidak akan diraih.

“Rumus yang bisa saya kemukakan adalah bahwa optimisme dalam diri masing-masing dibangun dari percaya diri dikalikan dengan percaya pada hope (Tuhan),” tegasnya.

Manusia memiliki takdir dan nasib, keduanya memiliki jarak, dan tugas manusia adalah bagaimana mendekatkan jarak atau menyamakan nilai dari kedua hal tersebut. “Ada tiga rumusan untuk menciptakan nasib kita agar menjadi baik, yakni menjadi sutradara, menciptakan skenario dan menjalankan skenario,” tandasnya.

“Kita tidak mungkin memiliki keinginan tanpa disertai kemampuan untuk mewujudkannya, jika seseorang sudah yakin atau optimis terhadap sesuatu hal yang ingin dicapainya maka ia akan berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan keinginannya,” tuturnya.

Dr. Arvan menegaskan optimisme adalah kunci dalam mendapatkan, meraih kesuksesan. “Karena jika seseorang sudah yakin atau optimis terhadap sesuatu hal yang ingin dicapai nya maka ia akan berusaha sekaras mungkin untuk mendapatkan keinginan tersebut, sehingga orang yang optimis biasanya akan mendapatkan atau meraih kesuksesan yang didambakannya,”

Kunci optimisme itu berada pada otak. Karena otaklah yang membedakan antara manusia dengan hewan. “Jika di ibaratkan otak adalah perangkat keras, sedangkan pikiran yang menimbulkan optimisme adalah perangkat lunak yang dihasilkan dari kinerja otak,” paparnya.

Pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. ‘Untuk itu kita harus mempunyai tolak ukur ketika kita ingin menjadi seperti apa dan siapa, sehingga tujuan atau keinginan kita terarah dan konsisten dalam menjalankan dan mengejar keinginan adalah kunci dari menciptakan nasib yang baik bagi diri kita,” pungkasnya. (Andini Oktaviani 1194050018/Magang).

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *