(UINSGD.AC.ID)-Menag Yaqut Cholil Qoumas hari ini melantik 32 pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Agama. Seremonial pelantikan berlangsung di gedung HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jln MH Thamrin, Jakarta.
“Selamat menjalankan tugas, dan teruslah berkarya,” kata Menag Yaqut, Selasa (3/10/2022).
“Kedudukan dan jabatan bukan ukuran satu-satunya menjadi sukses. Sukses terletak pada nilai-nilai pengabdian dan keteladan di tengah masyarakat,” sambungnya.
Menag Yaqut menyampaikan bahwa dalam melaksanakan tugas dan kebijakan para pejabat supaya menjunjung tinggi asas profesionalisme. Seorang pejabat tidak boleh tersandra oleh kepentingan apapun.
“Ambil keputusan, kebijakan, secara profesional. Saya sangat menghargai kejujuran dan loyalitas. Jika tidak adalagi hal tersebut, lanjut Menag Yaqut, maka silahkan memilih tempat lain di luar Kementerian Agama,” kata Menag Yaqut.
“Saya tidak ingin, apapun bentuknya, kebijakan dari prinsip dan asas asal bapak senang. Saya tidak perlu disenangkan. Saya tidak perlu dipuaskan. Yang penting Bapak/Ibu sekalian bekerja dengan baik dan profesional. Kita bekerja untuk kepentingan bangsa. Untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Negara yang kita cibtai ini,” kata Menag Yaqut.
Menag Yaqut juga berpesan bahwa seluruh pejabat seluruhnya perlu menjaga Kementerian Agama agar selalu on the track secara konstitusi, dan melangkah di rel per undang-undangan negara agar menghasilkan kemaslahatan bagi umat bangsa dan negara.
“Saudara-saudara mengemban amanah dan kewenangan sebagai pejabat eksekutif pemerintah untuk menjalankan peran yang melekat dalam tugas dan fungsi di Kementerian Agama dann untuk itu jangan pernah menganggap ringan, atau mensia-siakan amanah ini. Dan jangan sekali-kali pernah merubah kewenangan menjadi kesewenang-wenangan,” tandas Menag Yaqut.
Menag Yaqut menyampaikan, akan terus mengawasi, mengamati, dan terus mencatat, meskipun Satuan Kerja dan ASN Kemenag sangat banyak. Menag meyakini akan mampu melakukan pengawasan satu persatu.
“Saya bisa memberi catatan-catatan penting yang dirasa perlu. Kita semua harus senantiasa dan selalu berfikir untuk bekerja selurus-lurusnya untuk mendorong kemajuan kehidupan beragama di negara kita,” papar Menag Yaqut.
Menag Yaqut juga mengingatkan bahwa pejabat yang baru dilantik bukan hanya seorang birokrat. Mereka juga berperan sebagai agamawan dan dalam waktu tertentu sebagai negarawan.
“Kita semua ini mengabdi melalui Kementerian Agama. Nilai-nilai agama seharusnya menjadi inspirasi dalam kita bertindak, mengambil keputusan dan menjalankan kewenangan. Jangan sampai Kementerian Agama, sebagaimana dulu pernah disampaikan oleh Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid, bahwa ‘Kementerian Agama ini semuanya ada, kecuali Agama’,” kata Menag Yaqut.
Menag Yaqut tidak menginginkan ada hal itu. Artinya, tidak boleh ada tindakan-tindakan atau perilaku-perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Kepada seluruh jajaran Kementerian Agama, Menag berpesan untuk selalu menjaga etika, moral, dan terus profesional dalam mensinkronisasi antara dimensi norma dan nilai-nilai agama yang disampaikan kepada masyarakat dan aktualisasinya di lapangan.
“Ingat bapak/ibu sekalian, setiap ucapan, segala tindakan dan kebijakan kita di Kementerian Agama ini membawa nama agama dan berkonsekuensi bukan hanya menjaga marwah Kemenag saja, tapi juga marwah agama kita masing-masing,” kata Menag Yaqut.
Disampaikan Menag, sebagai ASN, selaku perumus dan pelaksana kebijakan negara, pejabat diminta untuk tidak lelah belajar, terus mencari ilmu, menambah wawasan, dan terus memperkuat literasi sosial kemasyarakatan yang dibutuhkan. “Saya tahu, perputaran, rotasi ini tidak mudah, bagi yang pertama kali perlu waktu penyesuaian. Tapi yakinlah bahwa keinginan yang sama, tekad yang sama, kalau kita mau belajar, kita pasti bisa melakukannya,” kata Menag Yaqut.
Selain itu, Menag Yaqut juga mengingatkan seluruh pejabat, bahwa umat beragama dan seluruh stakeholders keagamaan yang dilayani semakin dinamis, semakin kritis, dan sadar dengan informasi. Apalagi informasi saat ini sangat mudah untuk diakses. Mereka juga semakin sadar dengan hak-haknya. Kondisi ini mengharuskan para pejabat untuk tidak bekerja secara asal-asalan, dan tidak boleh berfikir yang dangkal.
“Ketika membuat kebijakan atau mengkomunikasikan suatu kebijakan publik, fikir ini dengan baik. Bahwa apapun kebijakan yang akan bapak/ibu ambil, itu akan berpengaruh kepada masyarakat secara umum,” pesan Menag Yaqut.
Satu kebijakan, kata Menag Yaqut, apalagi yang menyangkut substansi masalah keagamaan dan isu-isu agama, harus dijelaskan pada publik dengan bahasa, narasi dan diksi yang mudah dipahami semua kalangan. “Saya minta kepada semua pejabat terutama level eselon I dan II, untuk benar-benar memperhatikan esensi, formulasi, narasi, komunikasi, dan implementasi kebijakan. Semua pejabat harus satu bahasa dalam berbicara di luar, meskipun dalam pembahasan internal, kita boleh saja berbeda. Saya ingatkan, ketika kita berbicara keluar, kita harus satu suara. Kita boleh berbeda dalam lingkup internal, tapi ketika sudah keluar, sudah menjadi kebijakan publik yang kita sampaikan kepada masyarakat kita harus satu suara,” pesan Menag Yaqut.
Selain itu, Menag Yaqut juga meminta kepada semua pejabat agar senantiasa dekat dengan umat beragama. Komunikatif dengan pemerintah daerah, tokoh-tokoh agama, sebagai mitra strategis tempat bertugas. “Keberhasilan tugas dan fungsi Kementerian Agama serta pendidikan tinggi keagamaan juga ditentukan oleh kemampuan untuk membangun sinergi dan kemitraan lintas sektoral,” kata Menag Yaqut.
Di akhir arahan, Menag Yaqut berpesan kepada seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Agama dan seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan agar memperhatikan tiga hal penting, yaitu:
1. Setiap pejabat selama menjabat harus mampu membuat inovasi, karya, prestasi, dan legacy yang bermanfaat bagi umat, bangsa dan negara.
2. Pejabat harus terlibat dalam mencapai tujuan organisasi dan program prioritas Kementerian Agama, sesuai bidang tugas fungsi dan kompetensi masing-masing.
3. Setiap pejabat di lingkungan Kementerian Agama wajib hukumnya untuk mencegah segala tindak bentuk korupsi, penyelewengan dan penyimpangan.
“Saya tidak akan memberikan toleransi apapun, jika ada pelanggaran-pelanggaran terhadap hal ini. Selamat menjakankan tugas kepada saudara-saudara sekalian. Semoga saudara-saudara lebih sukses untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara,” tutup Menag Yaqut.