[www.] Sekitar 20 dosen muamalah Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN SGD Bandung mengikuti Workshop Kurikulum Jurusan Muamalah bertajuk “Rekonstruksi Paradigma Keilmuan dan Kurikulum Jurusan Muamalah” dengan nara sumber Prof. Dr. H. Rahmat Syafe’i, Dr. H. Atang Abdul Hakim, MA dan H Tantan Ruhiyat (Pimpinan Cabang Bank Syariah Mandiri Ujungberung) yang dipandu oleh Sarip Muslim, S. Ag, MA di Aula FSH, lantai IV, Rabu (21/11)
Menurut Sarip, Ketua Jurusan Muamalah menjelaskan terselenggaranya acara ini dilatarbelakangi dengan adanya Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : 1429 Tahun 2012 Tentang Penataan Program Studi di Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun 2012 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2012, maka telah terjadi Perubahan Nama Program Studi PTAI di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang sesuai dengan PMA 36 Tahun 2009. “Berdasarkan numenklatur Dirjen Pendis pada tanggal 31 Agustus 2012 tentang penataan Prodi. Untuk Mu`amalat Prodi lama harus berubah menjadi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah). Atas dasar ini workshop diadakan supaya bisa digodog apakah akan mengikuti numenklatur Dirjen atau tetap mempertahankan yang ada?”
Ia berharap “Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini kurikulum jurusan tidak saja mahir dalam keilmuan tetapi siap diserap lapangan pekerjaan,” tegasnya.
Bagi Rahmat yang melihat dari sisi rekontruksi paradigma keilmuan jurusan Muamalah menuturkan “Kita ketahui secara bersama bahwa inti dari dien itu muamalah, maka jurusan ini harus bisa dikembangkan secara kelmuannya dan bisa menjawab berbagai tatangan yang sedang dihadapi masyarakat,” paparnya.
“Oleh karena itu, keberadaan kurikulum harus berguna sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Meskipun dari segi penamaan masih terjadi perbedatan antara ekonomi Islam atau ekonomi syariah,” jelasnya
Pada prinsipnya kehadiran jurusan Muamalah itu harus berguna dari segi; “Pertama, tuntutan pasar (marketing). Kedua, Keilmuan karena sifat ilmu pengetahun itu terus berkembang.”
Mengenai paradigma baru Muamalah itu, “Ekomoni syariah. Nilai-nilainya harus adil dengan mengedepankan keilmuan dan pasar supaya lulusanya tidak hanya mahir dalam segi keilmuan, tetapi bisa diterima di lapangan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pasar,” harapannya.
Ia berpesan “Jangan berikan mata kuliah recehan yang tidak berguna, tetapi berikan sesuai dengan keahlianya. Ibaratnya lebih tau banyak tentang sedikit daripada tau sedikit tentang banyak. Ini pasti akan tidak berguna dan ditolak di pasaran lulusanya.”
Menurut Atang yang Rekontruksi kurikulum jurusan Muamalah menguraikan “Untuk perubahan kurikulum tentu harus diawali dari visi, misi yang jelas dan sesuai dengan apa yang diturunkan dari visi, misi Fakultas,” ujarnya
“Oleh karena itu, kehadiran kurukulum nasional tidak diperlukan lagi di jurusan karena pembuatan kurikulum sudah menjadi ketentuan lokal penyelenggaran pendidikan,” tambahnya
“Perlu diingatkan kurukulum, mata kuliah, silabi yang sekarang itu perlu direvisi supaya sesuai dengan perkembangan keilmuan dan pasar. Pada topik intinya kurikulum, silabi, matakuliah di Mualah itu harus berbeda dengan di AS, PMH karena ciri khasan muamalah itu ekonomi syariah,” jelasnya.
Fokus Lembaga Keuangan Syariah (LKS) itu tidak hanya perbankan kata Tantan, “Maka jika kita melihat kurikulum dan lulusan Muamalah yang sudah diterima di lapangan pekerjaan, salah satunya di Bank Syariah Mandiri sebanyak 18 orang. Ini menunjukkan lulusanya siap bersaing dengan lulusan perbankkan konvesional,” tegasnya.
Terlebih lagi lulusan Muamalah tidak hanya menguasai keilmuan, pahan dan memiliki sumbangsing yang banyak. Mengingat keberadaan Bank Syariah Mandiri tidak hanya berorientasi kepada bisnis dunia semata, tetapi akhirat juga. Hal ini yang membedakan dengan bank konvensional yang lebih mengutamakan bisnis,” tambahnya.
“Untuk itu, guna menciptakan sumber daya insani pupuk terus kompetensi mahasiswa dengan keilmuan dan peraktek supaya pada waktu lulus siap bersaing dengan lulusan perbankan konvensional,” pesanya.
Rencananya pada tahun 2013 kehadiran Bank Syariah Mandiri akan menggantikan bank konvensional di lingkungan UIN SGD Bandung. “Harapanya bisa segera terwujud karena untuk menciptakan ekonomi Islam harus dimulai dengan cara menggantikan bank konvensional dengan bank syariah yang hadir di kampus,” jelasnya.
Sarip menambahkan, “Selain adanya bank syariah di kampus. Rencananya, hasil dari apa yang kita godog di workshop ini akan dibawa ke Senat Fakultas berkenaan dengan prodi ke depan,” pungkasnya. ***[Ibn Ghifarie]