Seminar Nasional “Inovasi Pembelajaran MIPA di Era Digital”

Guru Harus Peka pada Teknologi

[www.uinsgd.ac.id] Revolusi Industri 4.0, akan mendisrupsi banyak aktivitas ekonomi, perdagangan dan pendidikan yang dampaknya mempengaruhi cara pandang guru dan siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa, harus mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dan cara berpikir dengan perkembangan teknologi, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara harapan guru dengan siswa.

“Menyongsong era revolusi industri 4.0, setiap guru harus peka dan responsif terhadap teknologi,” ujar Ketua Jurusan MIPA, Drs. H. Idad Suhada, M.Pd saat memberikan sambutan pada Seminar Nasional IPAD 2018 bertajuk “Inovasi Pembelajaran MIPA di Era Digital” di Aula Pascasarjana, Kampus II Jl. Soekarno-Hatta, Panyileukan Kota Bandung, Kamis (8/11).

Seminar menghadirkan narasumber Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M.Pd. (Guru Besar Pendidikan Matematika FTK UIN Sunan Gunung Djati), Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag. (Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah) dan Dr. Asep Sulaeman (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA/P4TK IPA). Tampil sebagai moderator Dr. Hj. Ade Yeti Nuryantini, S.Pd., M.M.Pd.

“Pembelajaran diarahkan pada pemanfaatan gagnet sebagai media belajar atau mobile learnig sehingga siswa memiliki gadget berupa smartphone yang merupakan media efektif dalam menyampaikan suatu informasi memberikan manfaat positif membantu siswa belajar,” kata Idad.

Berkembangnya media mobile phone telah dimanfaatkan oleh beberapa pihak sebagai salah satu media pembelajaran, sehingga menjadikan klasifikasi atau jenis media pembelajaran bertambah.

Dikatakannya, Modernisasi menuntut pendidikan tinggi untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan pendidikan, termasuk perkembangannya dalam program pembelajaran daring. “Pembelajaran di era digital ini menjadi isu sentral sehingga mengkontruksi pembelajaran melalui gagnet sebagai tools pembelajaran yang tanpa dibatasi ruang dan waktu dan interaktif sehingga terdapat dampak positif tentang gagnet sebagai media pembelajaran,” katanya.

Segenap civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lanjutnya, dituntut fokus terhadap peningkatan daya saing dan relevansi penelitian yang berdampak pada kebutuhan masyarakat dan pengembangan ilmu, melalui penelitian dan publikasi distribusi hasil penelitian memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat dan manfaat lainnya.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan MIPA sebagai ujung tombak kualitas pembelajaran ilmu dasar di semua jenjang pendidikan, memerlukan inovasi dalam rangka menyongsong revolusi indistri 4.0 yang berkesinambungan agar kualitas pendidikan MIPA dapat terus ditingkatkan.

Peningkatan kualitas pendidikan, menurut Idad hendaknya diimbangi dengan pembangunan karakter insan pendidikan yang khas. Dengan demikian, penelitian bidang Pendidikan MIPA perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, demi terwujudnya kemajuan bangsa.

Idad berharap menjadi salah satu wahana untuk pengembangan dan sharing ide dan gagasan, pengambil kebijakan, praktisi pendidikan dan mahasiswa MIPA, pengembangan keilmuan sehingga hasil penelitian dapat terdistribusi atau tersosialisasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan solusi akan permasalahan masyarakat.

“Hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa atau guru yang diseminarkan pada kegiatan ini diharapkan adanya solusi atas masalah pendidikan yang ada. Dosen, mahasiswa dan guru saling berinteraksi, sharing ide dan gagasan, sehingga terjalin sinergitas dan konektivitas antara guru, dosen, mahasiswa atau masyarakat lainnya sebagai penerima manfaat,” katanya. (B.47)

Sumber, Galamedia 10 November 2018

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *