ILUSI DAN DUA KALIMAT SYAHADAT DALAM PEMIKIRAN MAHMÛD MUHAMMAD THÂHÂ

Abstrak: Inti penting dari kehadiran agama adalah bahwa ia dapat menyuguhkan suatu formula yang dapat menyelematkan manusia untuk menempuh proses hidup di dunia. Syaratnya, hanya jika manusia tidak terjebak pada “jalan kesementaraan” dan “jalan kebutaan” yang sering jadi jembatan bagi munculnya ilusi. 

Ilusi adalah kepercayaan yang lahir dari ketiadaan daya fikir manusia dan kemudian menganggap agama atau pun kebenaran selalu telah ajeg dan selesai sekali dirumuskan. Ilusi jugalah yang telah menyebabkan manusia teralienasi. “Keimanan” terhadap agama atau pun kebenaran yang selesai sekali dirumuskan mengakibatkan  manusia terasing dari kekinian karena ia  tidak memiliki identitas.

Bagi Thaha, seperti ditelisik oleh penulis artikel ini, prinsip dasar yang dapat membangkitkan identitas dan harga diri manusia adalah kepercaya-an dan pensikapan yang aktif atas kalimat syahadâtain. Kalimat syahadâtain adalah sejenis inisiasi yang mampu mengalirkan energi tauhid ke dalam kepribadian seorang manusia dan masyarakat sekaligus sebagai pembebas dari ilusi. Dalam rumusan yang singkat dapat dikatakan bahwa, kalimat syahadâtain adalah suatu scientia sacra yang bisa mengantarkan manusia pada “pertemuan antara Allah sebagaimana adanya dengan manusia sebagai-mana adanya”.

Kata-Kata Kunci: Ilusi, Alienasi, Syahadâtain, Madkhal, Haykal, Markaz.

Sumber, Jurnal Wawasan, Vol. 28, No. 2,  2005

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *